Wednesday, October 18, 2006

kakak yang ditinggal pergi adek-adeknya

Wuss... angin berhembus lengang, tiada suara yang terdengar dari rumah gedhe itu, sesekali memang terdengar suara musik melantun, kadang lagu jawa, kadang lagu pop, ato malah nasyid. Yah, begitulah suasana di rumahku...

Suasana itu berubah di awal ramadan tahun ini. 3 orang siswi suatu sekolah plus madrasah bernama mualimat menginap di rumahku. Kegiatan ini setauku adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh mualimat tiap ramadan selama -+20 hari.

Kegiatan itu bernama mubaligh hijrah, siswi-siswi mualimat diterjunkan ke masyarakat, kemudian mereka ikut serta mengisi kultum sehabis tarawikh dan subuh, juga mengisi kegiatan "takjilan" menjelang buka di masjid atau mushola sekitar.

Seperti biasa, di awal-awal antara aku dengan adek2 itu belum terlalu dekat, wong kenal aja baru malem hari padahal mereka datengnya siang.

Di antara ketiga adek2 itu salah satunya adalah adek sepupuku yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku, namanya dek sarah, anaknya kecil tapi dah kelas 5 atau sepantaran dengan kelas 2 sma, adekku yang satu ini memang pendiem, cuma mesam-mesem wae kalo tak ajak ngomong.

Malem itu baru aku berkenalan dengan yang namanya inunk dan indana. Hari berganti hari aku semakin paham dengan dua anak ini... Inung yang kalo mau cerita selalu bilang "eh, tau nggak" dengan gayanya yang khas, niy anak emang seneng cerita. Indana yang gaul, "sumpe lo...", "capek deh..." kata2 yang sering diucapkan ni anak...

O ya, selama beberapa kali pula dateng ustadzah maria tuk menemani adek2nya, ustadzah maria tu rajin banget kalo masalah nyuci, dkk, kan sebagai contoh tuk adek2nya. Mbak maria, begitulah aku sering menyapanya, adalah salah seorang lulusan pondok gontor dan sekarang kuliah semester 5 di UIN.

Oleh bapak dan ibu aku disuruh untuk menjaga mereka, karena aku lebih sering di rumah daripada masku, nemenin kalo TPA, juga kalo pas mereka kejatah ngisi kultum di masjid atau mushola. Oleh takmir masjid dan mushola pun aku diminta mendampingi mereka ketika mereka mengisi kultum di sana.

Ketika itu aku merasa benar-benar seperti seorang kakak, bertanggung jawab terhadap adek-adeknya, makanya beberapa kali aku sempet khawatir ketika mereka belum pulang di jam-jam yang mereka biasanya ada di rumah...

ternyata menyenangkan menjadi seorang kakak, walaupun kadang rasa khawatir yang muncul tapi mungkin itulah nikmatnya. rasanya seneeng pas liat mereka pada ngobrol, ngomongin sana sini, ngalor ngidul... kadang bahan yang diomongkan pun aneh-aneh, saling membanggakan asramanya masing-masing, walau keduanya ada tikusnya(hehe...).

beberapa kali aku sempat jalan2 dengan mereka pas ahad pagi, ditemani oleh adek2 tpa yang ngueyel-ngeyel... beberapa kali pula aku maem lotis buatan mereka...

tapi ternyata 20 hari berlangsung begitu cepat, rasanya belum lama mereka dateng, kok tiba-tiba dah pamitan mo pulang... Entah kenapa, aku begitu sedih ketika mereka pulang, walau senyum yang terlukis, tapi hatiku sedih. Mereka harus pulang di saat aku benar-benar merasa sebagai seorang kakak dan di saat aku telah benar-benar menganggap mereka itu adekku.

Hari sabtu, tanggal 14 Oktober, ketika adzan dzuhur berkumandang, mobil dari mualimat datang untuk menjemput inunk dan indana, setelah beberapa guru dari mualimat berpamitan pada bapak, inunk, indana, dan mbak maria segera naik ke dalam mobil... sementara dek sarah menunggu jemputan dari paklek-ku. Adekku telah pergi...

Sepulang sholat dzuhur, rumahku menjadi sangat berbeda dengan 20 hari ini, tak ada lagi canda tawa di tengah obrolan adek2ku, ahh... rumahku sepi kembali, kini tak ada lagi adek-adek yang harus aku jaga, adek-adek yang harus aku khawatirkan ketika mereka belum pulang...

perpisahan memang menjadi pasangannya pertemuan, awal dan akhir, bertemu dan berpisah, selalu mengiringi kehidupan kita. kadang berpisah menjadi sangat sulit bagi kita, terutama untuk sesuatu yang berkesan bagi kita. Sangat sulit kurasakan untuk berpisah dengan orang yang telah kuanggap adekku sendiri. Tapi itu memang harus terjadi, inilah hidup. Hari ini kita bertemu, di hari yang lain kita berpisah, di detik ini kita lahir, di detik yang lain kita akan dijemput oleh malaikat Maut.

Perlahan kusadari itu semua... Tapi aku tetap menganggap mereka adekku sendiri, dan kini aku menjadi seorang kakak yang ditinggal pergi adek2nya... semoga suatu hari Allah mempertemukan aku dengan mereka...

-di tengah malam ditemani sunyinya suasana-
spesial untuk inunk[nur hikmah ramadan], fairuz indana, dek sarah rahmawati, dan mbak maria ulfa
"terima kasih telah membuatku merasa menjadi seorang kakak..."

No comments: